Minggu, 20 Mei 2012

Kontroversi "Pink Slime" di industri daging sapi AS

Wikipedia mendifinisikan pink slime sebagai berikut :  beef-based food additive that may be added to ground beef and beef-based processed meats as an inexpensive filler. It consists of finely ground beef scraps, sinew, fat, and connective tissue, which have been mechanically removed in a heated centrifuge at 100°F (38°C) from the fat into liquid fat and a protein paste. The recovered material is then processed, heated, and treated with ammonia gas or citric acid to kill E. coli, salmonella, and other bacteria. It is finely ground, compressed into blocks, and flash frozen for use as an additive to beef products. Ini juga dikenal dengan nama lean finely textured beef (LFTB) dan boneless lean beef trimmings (BLBT). 

Sumber: AFA Food
Lalu apa yang menjadi kontroversi? Pink slime tersebut, pada prinsipnya, merupakan daging olahan yang dibuat dari campuran daging sapi (meat) dan jeroan (edible offal) yang telah diberi perlakuan amonia sebagai antibakteri. Produksi LFTB dan BLBT dimaksudkan untuk menurunkan harga ritel daging di pasar AS.

Pangkal kontroversi ada pada penggunaan jeroan. Setelah selama 10 tahun dilegalkan oleh USDA, saat ini konsumen AS baru menyadari adanya penggunaan jeroan (dan lainnya) tersebut. Seperti yang dimuat pada blog Thurman, konsumen AS menganggap jeroan sebagai makanan anjing dan kucing. Mereka tidak rela jika daging yang dikonsumsi memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dengan makanan binatang peliharaannya.

Haruskah kita tersenyum? Saya pribadi tersenyum, karena jeroan merupakan menu favorit saya. Namun bagi industri daging sapi AS, ini bencana. Dalam waktu sebulan (Februari-Maret 2012), telah 4 manufaktur pengolahan daging di AS menghentikan produksinya. Sekitar 1000 tenaga kerja diberhentikan. Hingga Kongres AS secara sengaja melakukan penelitian mendalam mengenai daging olahan ini.

Sebuah pesan yang dapat ditangkap adalah the power of consumer and media. Produk peternakan erat kaitannya dengan kepuasan konsumen. Konsumen erat kaitannya dengan media massa. Dengan kata lain, produk peternakan merupakan sesuatu yang rigid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar